PSBB sudah diberlakukan di Jakarta dan
berikutnya daerah Jawa Barat pun akan menyusul karena sudah disetujui, bahkan
bisa jadi kedepanya daerah daerah lain akan ikut menyusul jika memang pandemic
ini terus berlanjut. Tapi entah kenapa ya, atau bisa jadi ini hanya perasaan
saya saja. Makin kesini yang makin banyak disorot adalah nasib driver online
atau ojol. Banyak instansi baik swasta maupun negeri yang memberi bantuan ke
ojol, baik berupa makanan, alat kesehatan, ataupun lainya.
Saya hanya merasa hal ini agak sedikit kurang
adil sih kalo hanya memberi bantuan dengan melihat hanya dari profesinya.
Alangkah jauh lebih baik jika melihat dari latar belakangnya, maupun apa yang
menjadi tanggungan hidupnya.dari pandangan pribadi saya Sebagian driver ojol
yang saya kenal bisa saya bilang mereka itu mampu, mampu dalam segi finansial
maupun mampu dalam kondisi Kesehatan, dan bahkan Sebagian besar mereka itu
anak2 muda yang sebenarnya mungkin tanggungan hidupnya belum sebesar orang yang
telah memiliki keluarga besar. Bahkan ada juga yang sebenernya mereka ngeojol
itu cuman ngisi waktu luang aja sih. Jadi jika memberi bantuan hanya karena
profesi sebenarnya agak kurang adil sih…
Saya akan lebih konsen ke mereka yang bener2
bekerja dijalanan memang karena menjadi tulang punggung keluarga. Bukan hanya
ojol, tapi juga ojek offline, ada juga dagang jamu keliling, pemulung, pedagang
mainan atau makanan depan sd yang kehilangan pekerjaan karena sekolah pada
nggak aktif, ada juga pedagang asongan keliling, pedagang sayur, dan banyak
lagi aktor jalanan yang layak diberi bantuan di kondisi seperti ini. Saya yakin
Sebagian profesi yang saya sebut khususnya yang masih konvensional alias tidak
menggunakan aplikasi dalam proses jual belinya, merupakan orang yang lebih
berumur ketimbang driver online, itulah kenapa mereka masih bertahan dengan
proses jual beli konvensional. Mereka mereka inilah yang biasanya punya
tanggungan keluarga yang mungkin akan kesulitan bertahan di keadaan ini.
Mereka2 inilah yang juga layak mendapatkan perhatian dari pihak pemerintah.
Saya memiliki tetangga yang bekerja menjual
jajanan keliling di depan2 SD, dan saat ini dia bener2 nggak bisa bekerja,
kondisi yang begitu mendadak membuat dia bener2 syock, karena memang dia benar2
tidak bisa bekerja karena dilarang. Sekolah2 yang biasa dia jajakan jajananya
pun tutup semua. Disisi lain,
penghasilanya yang pas pas an, membuat dia hingga sekarang tidak
memiliki tabungan yang mungkin tidak akan cukup untuk menopang kehidupan dia
dan keluarganya. Dia masih memiliki seorang 2 anak yang masih kecil yang harus
tetap membutuhkan makan setiap harinya. Dia yang sudah cukup berumur nggak
mengerti tuh yang Namanya smartphone dan penggunaanya. Dia juga tidak bisa
pulang kampung dan dipaksa tetep bertahan diperantauan dengan tanpa penghasilan
maupun bantuan. Trus bagaimana nasib nya kedepan?? Saya pernah mendengar Bapak
ini berbicara kalau beliau terkadang iri dengan driver online yang masih bisa
berkeliling dan mencari rejeki dikondisi seperti ini, walau mungkin
penghasialan dari ojol menurun tapi paling enggak tetep memiliki penghasilan
ketimbang bapak ini yang bener bener 0 rupiah income. Bapak ini nggak ngerti
bagaimana menggunakan smartphone, bahkan nggak memilikinya sih, hanya
menggunakan hp biasa, dan seandainya punya pun saya rasa sudah terlambat untuk
mendaftar menjadi driver sekarang karena sudah ditutup pendaftaranya. Saya
yakin ada banyak banget keluarga yang mungkin bernasib sama seperti bapak ini.
Bukan hanya Jakarta sih yang kondisi ekonomi
masyarakat. Bali juga sangat terdampak, tau sendiri kan kalo Bali itu sumber
utama pemasukanya adalah dari sector pariwisata, sekarang sector pariwisata
sudah tutup semua, area wisata yang terkenal seperti daerah Kuta, maupun Nusa dua
udah seperti area mati, sepi banget nggak seperti biasanya yang rame banget penuh
dengan pengunjung dari seluruh bagian Dunia. Hampir Sebagian besar penginapan,
dan berbagai sector usaha sudah ditutup. Salah satu kenalan yang bekerja di Hotel
juga sudah tidak bekeja lagi sekarang, tidak bekerja artinya tidak digaji yang
berarti nggak ada pemasukan. Dia yang hanya anak muda pada umumnya nggak
menyangka kalo akan terjadi wabah seperti ini, sehingga nggak menyiapkan
tabungan yang cukup, karena memang sangat mendadak. Pihak hotel juga tida bisa
memberi kompensasi karena keadaaan juga tidak memungkinkan. Teman saya masih
ngekos dimana uang tagihan kos dan listrik mau nggak mau harus tetap dibayar walaupun
tidak ada pemasukan. Pegawai sector pariwisata di daerah Nusa Dua sudah
mendapat edaran akan dirumahkan hingga 3 bulan, sedangkan di daerah Kuta masih
belum tau sampai kapan. Kondisi ini bisa berubah sewaktu waktu bergantung
dengan nanti bagaimana wabah ini berlangsung.
Saya rasa pekerja lain seperti pegawai supermarket
juga saya rasa pasti menghadapi masalah yang sama, dan saya rasa hamper Sebagian
besar pekerja di Bali ini sebenernya orang rantauan yang dimana mereka bekerja
disini tinggal di kos kos an. Karena anak muda dengan pekerjaan karyawan biasa
nggak akan bisa membeli rumah maupun tanah di area Bali yang harga nya udah
nggak masuk akal banget. Kondisi ini mirip lah dengan Jakarta dimana banyak
perantauan yang tinggal di kos kos an.
Nah orang orang seperti itu juga sebenernya
layak emndapat bantuan, karena mereka harus tetep butuh makan, tetep punya
pengeluaran buat bayar kos kos an, dan pulsa, listrik, dan lainya, mereka
terjebak di Kota dan nggak bisa pulang ke kampung halaman, bahkan kebanyakan
dari mereka saya yakin nggak bisa juga memanfaatkan bantuan listrik karena
meteran yang terdaftar atas nama pemilik kos saya yakin kebanyakan bukan
subsidi. Mereka harus berdiam diri dirumah tanpa bantuan dan penghasilan. Salah
satu kenalan saya mengatakan kalo mereka juga berusaha mencari alternative pekerjaan
lain, tapi di kondisi seperti ini sangat sulit, apalagi mereka juga punya keahlian
yang terbatas. Disinilah kadang saya agak merasa sedikit ketidak adilan dalam
pemberi bantuan jika hanya diliat dari sisi profesi, harusnya pemberi bantuan
bisa menyeleksi lebih luas agar mereka yang bener bener butuh bisa mendapat
bagian juga………
Bagikan
Bukan cuma profesi OJOL yang butuh bantuan di tengah Pandemik Korona
4/
5
Oleh
Ard
1 comments:
Tulis commentsKESAKSIAN BAGAIMANA SAYA MENDAPATKAN PINJAMAN SAYA DARI PERUSAHAAN PINJAMAN DAN TERPERCAYA. Saya bernama Theresia Widiyasari dan saya tinggal di Australia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar berhati-hati karena ada penipu di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial, dan karena keputusasaan saya, saya dibohongi oleh beberapa pemberi pinjaman online dengan nilai Rp75.890.000. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya yang merupakan seorang polisi merujuk saya ke sebuah perusahaan pinjaman yang sangat andal bernama DONNAHALL FUNDING LLC yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp950.000.000 dalam 24 Jam tanpa tekanan. Jika Anda membutuhkan pinjaman apa pun, cukup hubungi mereka sekarang melalui email: (donnahallfundingllc@gmail.com). Saya menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman karena saya melewati di tangan para pemberi pinjaman palsu.
ReplyJika Anda memiliki pertanyaan, hubungi saya: {theresiawidiyasari@gmail.com}