Wednesday, April 17, 2019

Bagaimana kalo Pemilu pake sistem Online?? perjalanan pemilu 2019 ini

Source: Google

Tepat hari ini 17 April 2019, pemilu diadakan. Mengulang 5 tahun yang lalu, ada 2 kandidat yang sama, yaitu Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Tapi yang akan saya bicarakan disini bukanlah mengenai kedua kandidat, siapapun yang nantinya menjadi presiden, nggak masalah sih, toh kalo saya piker pribadi sih nggak akan banyak mengubah hidup saya, hehe. Saya Cuma orang kecil sihhh, hehe.
Minggu lalu saya mengobrol dengan teman jogging saya. Kami cukup banyak mengobrol mengenai proses pemilu, jadi apakah proses pemilu yang kita selenggarakan sudah cukup optimal?? Kita sempet nyeletuk, gimana ya kalo seandainya pemilu dilakukan secara online?? Kan sekarang semua sudah berlangsung secara online, baik transaksi, komunikasi, meeting, voting, dan banyak hal lainya. Kalo pemilu gimana??? Mungkin bukan system full online, tapi Cuma sistemnya aja yang sedikit disinkronisasikan secara online..
Jadi gini, kita kan semua yang terdata resmi di Indonesia udah punya yang Namanya e-KTP. Ehh e-KTP kita itu bisa di scan nggak sih sebenernya? Kalo dibayangan saya sih, itu bisa di scan yang mana itu bisa menunjukan identitas kita, kan namanya juga elektronik KTP. Jadi seandainya kita make system elektronik, nanti di setiap TPS itu disediakan computer, beberapa biji computer disesuaikan dengan jumlah dan jadwal masing2 warga sekitarnya. Computer itu juga dilengkapi dengan scanner. Jadi cara memilihnya, para pemilih menyecan KTP nya terlebih dahulu, ketika data sudah terbaca dan valid oleh system, nanti kedua calon tertampil di layar computer, para pemilih tinggal memilih salah satunya dan menginput datanya, maka data tersebut akan langsung masuk ke database server pusat, dan langsung terhitung hasilnya saat itu juga secara realtime, seluruh masyarakat bisa langsung memonitorin hasil data tersebut, nggak perlu lagi ada yang Namanya quick count, karena hasil real sudah langsung terupdate secara realtime. Nah buat warga yang gaptek bisa dibantu didampingin oleh panitia pemilu, panitia bisa mendampingi hingga tahap akhir secara bertahap.
Saya rasa itu akan jauh lebih efisien dan juga lebih efektif. Kita nggak lagi butuh kertas yang harus distribusikan ke seluruh Indonesia. Nggak perlu lagi bikin kotak kotak suara, kertas suara, dan banyak hal lain yang bisa meminimimalisir biaya. Biaya distribusi kertas, biaya buat pengawasan, dan biaya biaya lainya. Kalo semisal ada yang bertanya, buat penyediaan computer kan malah butuh biaya banyak?? Iya bener sih, kalo beli baru tiap 5 tahun ya jelas banyak pengeluaran, tapi kan kita bisa pake sumber daya yang udah ada. Computer itu nggak harus yang gede kok, kan bisa make notebook/laptop. Nah bukanya pemerintah kita udah punya ya stok di pemerintahan daerahnya masing masing, semisal yang dipake untuk membantu sekolah di UNBK, trus laptop yang dipake buat uji tes PNS, nah make yang itu aja, kan bisa….. Menurut saya sebaiknya pemerintah daerah harus mengalokasikan dana buat yang Namanya menyediakan stok laptop buat event2 tertentu. Semisal event UNBK, tes PNS, tes uji kompetensi pegawai, dan lain lainya, Mungkin modal diawalnya tapi bakalan terus berguna kok, ketimbang tiap event beli baru, kan malah buang apbn.
Oh iya untuk pemilu sekarang yang saya rasakan sih ya, penyebaran surat suaranya nggak merata, saya pribadi nggak dapet surat suara, padahal udah jelas data kependudukan saya, alamat saya, dan lain lainya, alasan panitia sih, karena kekurangan surat suara, lahhh emangnya kagak didata jumlah penduduknya??? Anggep aja ada kecelakaan sehingga menyebabkan surat suara hilang beberapa, tapi apakah nggak ada surat suara cadangan?? Kan bisa aja dalam keadaan tertentu surat suara dicetak di domisili masing2 untuk memenuhi kekurangan, tapi dengan pengawasan yang ketat juga tentunya. Kalo gini caranya kan banyak yang nggak bisa nyoblos?? Apa itu adil?? Bukan Cuma keluarga saya kok yang nggak dapat, banyak juga keluarga lainya yang nggak dapet, sampe rame tadi di TPS…
Trus juga banyak mereka yang seorang perantauan nggak bisa nyoblos, alasanya sih karena dokumen ada yang kurang entah dokumen apa saya lupa. Nah kalo system online kan kita bisa nyoblos didaerah manapun, bakal lebih mudah pastinya. Ya coba dipikir aja, di daerah Surabaya, Jakarta, Denpasar, maupun kota besar lainya, bisa dibilang setengah penduduknya bahkan mungkin lebih merupakan perantauan. Mereka merantau karena untuk bekerja, yang Namanya pekerja pasti sibuk, dan mungkin sebagian dari mereka tidak sempat mengurus dokumen yang dibutuhkan untuk menjadi pemilih di pemilu, bahkan mungkin sebagian besar bahkan nggak tau malahan, ya kalo udah gini kan sebagian besar penduduk kita golput, apalagi ditambah jumlah mereka yang nggak dapet surat suara, kan jadi tambah banyak. Tentu saja itu mempengaruhi hasil pastinya. Tapi memang ada beberapa TPS tadi yang menerima mereka yang tidak memiliki surat suara dengan menunjukan KTP, tapi nggak semua TPS kok, ada beberapa TPS yang menganak tirikan. Itu berita yang saya denger dari Ibu ibu tetangga.
Temen saya sempet bertanya, kalo online keamananya gimana? Kan bias aja di hack? Akhirnya saya balik nanya, emangnya kalo system sekarang ini nggak bisa terjadi kecurangan ya? Kalo pribadi saya sih sama aja, kecuali sih kalo tim IT yang ngurus sistemnya itu tim abal2 ya bias aja rawan kecurangan, tapi kalo tim professional dengan jumlah pengawasan yang cukup maka nggak akan terjadi kok, malah lebih aman. Nah sekarang masalahnya Cuma satu, yaitu servernya. Please kalo bikin system online jangan pake server sembarangan, Pake lah server yang super besar juga, karena bakal diakses oleh seluruh masyarakat di kurun waktu yang sama. Jangan kayak pendaftaran PNS kemaren yang servernya down parah, dan prosesnya crowded banget dahhh…..
Nanti kedepanya kita, kalo memang berhasil, Negara kita bisa bikin system pemilu full online, yang bahkan bisa diakses melalui perangkat mobile, kita bisa memilih sambal tiduran dirumah, hasil voting kita bisa langsung masuk ke database setelah kita vote di HP, dan langsung bisa kita awasi secara realtime perkembanganya semuanya melalui genggaman, maupun melalui pc pribadi. Nah kalo kita bisa sampe ke tahap ini, malah canggih banget sih, cuma menurut pribadi saya bertahap dulu sih, soalnya kalo langsung ke system penduduk kita yang masih belum mengenal perangkat computer pasti akan kesulitan memilih. Jadi perlahan aja. Kita sekarang ini ada di zaman perubahan. Rata rata meraka yang sudah sangat mahir dengan perangkat computer maupun mobile merupakan mereka yang lahir di tahun 90 an keatas, mereka yang lahir tahun 80 an kebawah, mungkin sebagian besar belum menguasai teknologi canggih ini. Mereka yang lahir tahun 90 an saat ini sudah berumur 20 an, termasuk saya sendiri berada di masa ini. Kita kita inlah nanti yang akan meneruskan perjuangan sesepuh kita, Nanti akan ada saat kita harus memutuskan bahwa semua proses harus bisa terintegrasi secara online dan semua harus bisa berjalan dengan baik. Nanti akan ada masa dimana kita menjadi sesepuh, namun kita sudah mengenal teknologi, dan di saat itulah proses integrase full online akan bisa diterapkan, karena kita sudah siap untuk menerima itu semua, berbeda dengan generasi sebelumnya yang saya rasa belum siap untuk itu.
Ini cuma obrolan iseng aja sih dari apa yang saya rasakan, dan apa yang saya pikirkan bisa menjadi solusi. Hal ini sebenarnya bisa diterapkan ke banyak hal. Karena saya rasa sekarang banyak BUMN kita yang masih kurang bisa bersinergi Bersama, masih pada egois berjalan masing2 demi mengejar prestasi masing masing……

Bagikan

Jangan lewatkan

Bagaimana kalo Pemilu pake sistem Online?? perjalanan pemilu 2019 ini
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.