Mumpung masih suasana lebaran, sekalian aja ngebahas mengenai mudik. Udah jadi kebiasaaan yang membudaya
kalo setiap tahunya di Bulan Ramadhan, hampir sebagian besar warga Metropolitan
Indonesia menjalankan aktivitas mudik. Tingkat kecelakaan yang terjadi saat
arus mudik maupun arus balik di saat libur lebaran selalu meningkat. Sering
kita lihat saat perjalanan mudik banyak kendaraan yang mengalami kecelakaan,
baik yang kecelakaan ringan sampai yang berat hingga menyebabkan kematian. Dari
kasus2 yang pernah ada, kecelakaan pada kendaraan roda 2 memiliki persentase
yang paling tinggi dari jenis kendaraan lainya, maka dari itu saya akan lebih
menekankan ke pembahasan mengenai kendaraan roda 2.
Setau saya sih, memang tidak
seharusnya kendaraan roda digunakan untuk perjalanan jarak jauh, apalagi diisi
oleh beban yang berlebih. Saya tidak mengatakan bahwa kendaraan roda 2
merupakan kendaraan yang tidak cukup kuat, namun saya lebih melihat dari sisi
manusianya. Mengendarai kendaraan roda 2, si rider harus siap secara mental dan
fisik, karena pengendara akan rentan terhadap suasana sekitar, semisal hujan
bisa kehujanan, semisal panas benar benar kepanasan, jalanan aspal yang mungkin
tidak rata dan licin, belum lagi asap kendaraan besar yang jarang ganti oli
sehingga menimbulkan gumpalan pekat dengan bau yang mencekik, rider harus
dipaksa untuk melewati itu semua. Jarang kampong halaman yang cukup jauh pun
mengharuskan si rider untuk menjaga dirinya agar dapat fokus selama perjalanan,
kehilangan fokus sedikit saja si rider bisa tergelincir dan keluar dari arena
permainan, bahkan keluar dari arena panggung dunia.
Disisi lain, Pemerintah memang sudah
memberi beberapa solusi, yaitu dengan digalakanya penggunaan transportasi umum,
dengan dilakukanya penambahan armada, kerjasama dengan pihak swasta untuk
melakukan pemantauan perjalanan mudik, membuat rest area, dll. Saya akui semua
itu memang sangat membantu. Tapi satu hal sih yang ngebikin saya ketawa, oke
let say ada penambahan jumlah armada, entah Bis, kereta, dll. Tapi masalahnya
harga transportasi tersebut melambung tinggi saat lebaran, oke lahh mungkin
beberapa pihak swasta atau komunitas memberikan program mudik gratis, tapi itu
semua terbatas, dan nggak semua penduduk mendapat informasi mengenai program
tersebut, program tersebut hanya berputar diorang yang sama yang mengetahui hal
tersebut setiap tahunya. Semisal aja ya harga tiket Bis, yang biasanya di hari
normal seharga paling mahal 200rb, tapi saat lebaran bisa mencapai 2 kali
lipatnya, alias 400rb. Mungkin terlihat sekilas masih terjangkau ya apalagi
bagi kita yang masih bujang, tapi coba kita lihat dari sisi lain, semisal ada
seorang ayah yang memiliki seorang istri dan 4 orang anak. Si Bapak itu harus
menanggung biaya sebesar 2,4 juta untuk sekali perjalanan, dan total 4,8 juta
untuk perjalanan PP. Jumlah semuanya hampir 5 juta lohhh, belum lagi si bapak
itu harus memikirkan kebutuhan lainya lagi, lebaran pasti banyak pengeluaran
kan.
Saya mungkin bisa paham ya, jika
harga makanan naik, karena emang bahan baku stoknya terbatas sedangkan demand
nya sedang tinggi, sehingga terjadi kenaikan harga. Tapi saya kurang paham
mengenai system dari perusahaan transportasi, mungkin memang kebutuhannya
meningkat, namun saya rasa harga bensin tetap tuh nggak naik kan??? Jadi kenapa
harus naikin harga mencapai 50%, apakah ini strategi dan kerjasama para PO
sehingga bisa meraih keuntungan yang berkali lipat, atau memang ada biaya
regristrasi lain atau pajak mungkin yang harus dikeluarkan sehingga membuat
harga menjadi melambung tinggi.
Saya rasa ini merupakan salah satu
titik yang mungkin seharusnya perlu dilirik oleh pemerintah. Oke lah pemerintah
melakukan banyak perbaikan jalan untuk mempermudah dan mempernyaman perjalanan
pemudik, adanya penambahan armada, dll. Tapi jika semua itu belum memberikan
solusi yang positif dalam mengurangi penggunaan kendaraan roda 2 untuk
perjalanan jarak jauh mudik. Ada baiknya pemerintah melakukan diskusi dengan
pihak penyedia jasa transportasi, agar bisa menekan biaya tiket mudik. Jika
bisa bahkan menggunakan harga standar saja, toh si perusahaan tetep meraih
keuntungan kan? Nggak ada masalah sih saya rasa. Disisi lain juga harusnya ada
pemeriksaan rutin yang bener bener ketat sih, itu kenapa asep beberapa
kendaraan Bus dan Truck sering kentut mengeluarkan asap hitam pekat gitu, harus
ada pengawasan mengenai servis rutin dan juga pergantian oli nya.
Oke, kesimpulan saya sih, pemudik
menggunakan kendaraan roda 2 bukan karena mereka nggak punya biaya untuk
membeli tiket transportasi umum, mereka sebenarnya punya, hanya saja mereka
merasa sangat tidak WORTH untuk membeli tiket dengan harga segitu sedangkan
fasilitas yang ada dalam kendaraan itu hanya gitu gitu aja. Disisi lain
menggunakan kendaraan roda 2, memberikan solusi yang berkali kali lipat lebih
murah walaupun memiliki resiko yang lebih besar.
Bagikan
Kenapa masyarakat lebih memilih Mudik menggunakan Kendaraan Roda 2
4/
5
Oleh
Ard