Thursday, July 6, 2017

Kenapa masyarakat lebih memilih Mudik menggunakan Kendaraan Roda 2


Mumpung masih suasana lebaran, sekalian aja ngebahas mengenai mudik. Udah jadi kebiasaaan yang membudaya kalo setiap tahunya di Bulan Ramadhan, hampir sebagian besar warga Metropolitan Indonesia menjalankan aktivitas mudik. Tingkat kecelakaan yang terjadi saat arus mudik maupun arus balik di saat libur lebaran selalu meningkat. Sering kita lihat saat perjalanan mudik banyak kendaraan yang mengalami kecelakaan, baik yang kecelakaan ringan sampai yang berat hingga menyebabkan kematian. Dari kasus2 yang pernah ada, kecelakaan pada kendaraan roda 2 memiliki persentase yang paling tinggi dari jenis kendaraan lainya, maka dari itu saya akan lebih menekankan ke pembahasan mengenai kendaraan roda 2.
Setau saya sih, memang tidak seharusnya kendaraan roda digunakan untuk perjalanan jarak jauh, apalagi diisi oleh beban yang berlebih. Saya tidak mengatakan bahwa kendaraan roda 2 merupakan kendaraan yang tidak cukup kuat, namun saya lebih melihat dari sisi manusianya. Mengendarai kendaraan roda 2, si rider harus siap secara mental dan fisik, karena pengendara akan rentan terhadap suasana sekitar, semisal hujan bisa kehujanan, semisal panas benar benar kepanasan, jalanan aspal yang mungkin tidak rata dan licin, belum lagi asap kendaraan besar yang jarang ganti oli sehingga menimbulkan gumpalan pekat dengan bau yang mencekik, rider harus dipaksa untuk melewati itu semua. Jarang kampong halaman yang cukup jauh pun mengharuskan si rider untuk menjaga dirinya agar dapat fokus selama perjalanan, kehilangan fokus sedikit saja si rider bisa tergelincir dan keluar dari arena permainan, bahkan keluar dari arena panggung dunia.
Disisi lain, Pemerintah memang sudah memberi beberapa solusi, yaitu dengan digalakanya penggunaan transportasi umum, dengan dilakukanya penambahan armada, kerjasama dengan pihak swasta untuk melakukan pemantauan perjalanan mudik, membuat rest area, dll. Saya akui semua itu memang sangat membantu. Tapi satu hal sih yang ngebikin saya ketawa, oke let say ada penambahan jumlah armada, entah Bis, kereta, dll. Tapi masalahnya harga transportasi tersebut melambung tinggi saat lebaran, oke lahh mungkin beberapa pihak swasta atau komunitas memberikan program mudik gratis, tapi itu semua terbatas, dan nggak semua penduduk mendapat informasi mengenai program tersebut, program tersebut hanya berputar diorang yang sama yang mengetahui hal tersebut setiap tahunya. Semisal aja ya harga tiket Bis, yang biasanya di hari normal seharga paling mahal 200rb, tapi saat lebaran bisa mencapai 2 kali lipatnya, alias 400rb. Mungkin terlihat sekilas masih terjangkau ya apalagi bagi kita yang masih bujang, tapi coba kita lihat dari sisi lain, semisal ada seorang ayah yang memiliki seorang istri dan 4 orang anak. Si Bapak itu harus menanggung biaya sebesar 2,4 juta untuk sekali perjalanan, dan total 4,8 juta untuk perjalanan PP. Jumlah semuanya hampir 5 juta lohhh, belum lagi si bapak itu harus memikirkan kebutuhan lainya lagi, lebaran pasti banyak pengeluaran kan.
Saya mungkin bisa paham ya, jika harga makanan naik, karena emang bahan baku stoknya terbatas sedangkan demand nya sedang tinggi, sehingga terjadi kenaikan harga. Tapi saya kurang paham mengenai system dari perusahaan transportasi, mungkin memang kebutuhannya meningkat, namun saya rasa harga bensin tetap tuh nggak naik kan??? Jadi kenapa harus naikin harga mencapai 50%, apakah ini strategi dan kerjasama para PO sehingga bisa meraih keuntungan yang berkali lipat, atau memang ada biaya regristrasi lain atau pajak mungkin yang harus dikeluarkan sehingga membuat harga menjadi melambung tinggi.
Saya rasa ini merupakan salah satu titik yang mungkin seharusnya perlu dilirik oleh pemerintah. Oke lah pemerintah melakukan banyak perbaikan jalan untuk mempermudah dan mempernyaman perjalanan pemudik, adanya penambahan armada, dll. Tapi jika semua itu belum memberikan solusi yang positif dalam mengurangi penggunaan kendaraan roda 2 untuk perjalanan jarak jauh mudik. Ada baiknya pemerintah melakukan diskusi dengan pihak penyedia jasa transportasi, agar bisa menekan biaya tiket mudik. Jika bisa bahkan menggunakan harga standar saja, toh si perusahaan tetep meraih keuntungan kan? Nggak ada masalah sih saya rasa. Disisi lain juga harusnya ada pemeriksaan rutin yang bener bener ketat sih, itu kenapa asep beberapa kendaraan Bus dan Truck sering kentut mengeluarkan asap hitam pekat gitu, harus ada pengawasan mengenai servis rutin dan juga pergantian oli nya.
Oke, kesimpulan saya sih, pemudik menggunakan kendaraan roda 2 bukan karena mereka nggak punya biaya untuk membeli tiket transportasi umum, mereka sebenarnya punya, hanya saja mereka merasa sangat tidak WORTH untuk membeli tiket dengan harga segitu sedangkan fasilitas yang ada dalam kendaraan itu hanya gitu gitu aja. Disisi lain menggunakan kendaraan roda 2, memberikan solusi yang berkali kali lipat lebih murah walaupun memiliki resiko yang lebih besar.

Bagikan

Jangan lewatkan

Kenapa masyarakat lebih memilih Mudik menggunakan Kendaraan Roda 2
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.