Saturday, January 14, 2023

Nostalgia Penjual Jamu

 

 

Tadi pagi pas perjalanan ke pasar ketamu sama sama penjual jamu keliling. bukan jamu gendong sih, tapi si penjual menggunakan sepeda ontel dimana di sisi belakangnya terdapat rombong/ gerobak yang diisi ornamen botol2 berisi jamu.

 

Tiba tiba aja ada teringat nostalgia di masa lalu, inget banget dulu waktu masih kecil setiap pagi ada pedagang jamu gendong yang jualan di area rumah. Teriakanya khass banget. “Jamu Jamuuu”, teriakanya cukup enerjik, sedikit melengking khas suara yang hanya bisa dikeluarkan oleh pita suara wanita. Saat suara ini terdengar, spontan ibu2 di sekitaran rumah langsung keluar, mengerumuni si penjual jamu itu, kemudian satu persatu mulai request minumanya masing2, ada yg beras kencur, jamu pegel linu, dll, saya gk begitu ingat nama nama jamunya, tapi yg masih saya inget itu, warnanya aneh2, ada yg putih, kuning pekat, oren, bahkan ada yg item juga, pasti deh yg item itu pait banget rasanya..

 

Dulu, aku bahkan sempet berfikir, gimana bisa orang mau membayar hanya untuk mendapatkan seteguk atau dua teguk minuman yang bahkan rasanya tidak enak.. gratispun saya sendiri tidak tertarik, tapi perlahan makin dewasa saya pun mengerti, jamu kan juga bisa dikatakan obat, obat untuk menyembuhkan maupun menjaga daya tahan tubuh agar lebih sehat. Waktu masih kecil pun saya juga sering minum jamu, kalo gk salah sih namanya jamu buyung upik. 

 

Di masa itu, Jamu bukan hanya menjual minuman saja, tapi disana juga terjadi pertukaran informasi, gosip, dan berbagai berita terbaru yg mana hal tersebut yang lebih memakan waktu ketimbang proses jualan jamunya itu sendiri, ya cukup bisa dimaklumi sih, di masa itu kan belom ada sosmed jadi sumber gosip sangatlah terbatas.

 

Tapi itu hanyalah masa lalu, dimana jamu masih ada di masa jayanya, jamu gendong masih sangat mudah ditemui dimana dengan ciri khas nya penjual yang seorang perempuan yang biasanya cenderung masih muda dan cantik, bahkan di film2 pun digambarkan demikian, seperti yang sering muncul di film2 warkop. 

 

Waktu berlalu begitu cepat, kepopuleran jamu sudah semakin berkurang, penerus yg berjualan juga semakin berkurang, mulai banyak alternatif konsumsi lain yang bertema organik/alami yang mulai banyak dipasaran. Kini penjual jamu juga sudah tidak seperti dulu lagi.

 

Beberapa pedagang jamu yang sukses sudah mulai membuka kedai masing2 dan telah berhenti keliling, tapi sebagian besar lainya mulai tergerus oleh usia, sayangnya beberapa dari mereka yang belum memiliki kehidupan yang cukup baik masih tetap berjual keliling dengan kondisi fisik yang sudah tua. 

 

Penjual jamu keliling yg dulu dikenal banyak orang sebagai perempuan mudah yang cantik dengan senyum manis, kini lebih banyak dikenal oleh bocil2 kita sebagai nenek tua yang kolot. Cara pandang orang telah berubah ini yang membuat saya menjadi miris melihatnya, walau tentu saja tidak semua orang berpikir demikian. 

 

Bagikan

Jangan lewatkan

Nostalgia Penjual Jamu
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.