Jarang
banget yang Namanya nonton film horror Indonesia, tapi entah kenapa pengabdi
setan ini berbeda. Cukup puas dengan film pertamanya di tahun 2017. Dimana di
film itu punya story yang fokus ke horror, nggak ada banyak basa basi maupun
drama di tengah2 cerita, dimana kita disuguhkan oleh sebuah cerita yang bener2
full horor. Menurut saya, kalo menggunakan skor, film pertamanya bisa saya beri skor 8 lah. Itu lah
kenapa saya juga jadi penasaran dengan sequel nya, yaitu pengabdi setan 2
communion.
Untuk seri
kedua ini, sebelumnya belum pernah nonton trailernya sama sekali, jadi bener2
nggak tau apa apa mengenai film ini. Emang sengaja, biar unsur surprise nya
lebih kerasa. Berbeda dengan di film sebelumnya yang berfokus di sebuah rumah di
pedesaan, di film ini lokasi bertempat di sebuah rumah susun. Sejak awal sudah
bisa tertebak, kalau karakter yang ditampilkan akan lebih banyak yaitu dari
para penghuni apartmen. Diawal cerita, saya udah ngejudge sih, kalo emang gini
konsepnya, bisa jadi pisau bermata 2, dimana banyaknya karakter ini bisa
menjadi positif karena aka nada banyak scene jumpscare yang bisa dikembangkan
per masing2 karakter, tapi juga bisa jadi negative kalo malah menjadi drama di
tengah2 film. Dan ternyata sutradara mampu mengemas film dengan sangat baik,
pengenalan tiap karakter di awal dibuat singkat, sehingga porsi horror yang
diberikan tidak berkurang.
Scene awal
dari film ini dimulai dari suatu Observatorium, dimana disana ditemukan banyak
mayat di dalamnya dalam posisi sujud menghadap ke sebuah foto Wanita. Scene ini
cukup membawa unsur ngeri, terutama karena scoring nya yang luar biasa banget,
bukan bagus karena mengagetkan, tapi kayak menyayat gitu, jadi seakan2 kita
dibawa masuk ke dalam sana, bener2 bikin ngilu. Apalagi didukung dengan sudut
pengambilan gambar yang pas banget. Cuman disini gimana ya…. seperti kelihatan
banget penggunaan greenscreen nya. Ada beberapa detail antara rambut dan bagian
tubuh yang kurang sinkron dengan background, tapi emang tidak begitu terlihat jika
tidak diperhatikan dengan detail, karena diberi unsur bokeh buat nutupinya,
good job buat yang ngasih efeknya….
Scene
selanjutnya akan langsung time skipp dan melompat ke rusun. Ya disini kita akan
ketemu lagi dengan tara baso dan keluarganya yang lagi2 disini dia bakal
diteror oleh para pengabdi setan. Tapi disini dia nggak cuman sendiri saja, ada
beberapa penghuni rusun yang juga nanti akan mendapat terror yang sama.
Overall
film ini cukup membuat saya sawan, dibikin kaget berkali kali di beberapa
scene, karena scoring nya yang bagus banget. Padahal di beberapa scene
sebenernya cukup repetitive dan ketebak, tapi entah kenapa, tetep aja bisa
kebawa kaget, karena sound nya yang ngebawa kita menghayal masuk ke dalam film
nya.
Walaupun
begitu, menurut saya Film ini agak segmented, karena hampir Sebagian besar
scene dalam kondisi gelap, kemudian beberapa scene juga menunjukkan ada di
ketinggian, ada di ruang sempit, dan ada beberapa unsur gore jg yang cukup di
exploitasi di beberapa scene. Jadi mungkin akan ada beberapa orang yang kurang
suka dengan film, atau bisa sampe muntah kali kalo sampe ada yg phobia beberapa
poin diatas.
Tapi buat
saya sendiri sih, kalo disuruh ngasih nilai, menurutku film ini akan aku kasih skor
9, hampir sempurna, ini karena ada minus di ending yang kurang klimaks aja,
agak hambar saja, padahal sepanjang film udah sebegitu dibawa horornya, tapi malah
diendingnya cuman simple gitu, tapi yah Namanya juga nggak ada yang sempurna.