Tuesday, May 26, 2020

Terdampak Korona - Daerah Kuta Sepi tak seperti biasanya


Sudah 2 bulan lebih sejak Korona menyerang Indonesia. Udah banyak banget masyarakat yang terkena dampaknya, baik secara langsung maupun tida langsung. Saya pribadi sedikit terkena imbasnya, walaupun mungkin tidak separah mereka yang terkena imbas secara langsung. Saya memiliki Freelance job di bidang desain, dimana dalam 2 bulan terakhir hanya ada 2 orderan dari customer, itu parah banget sih. Pemasukan udah berasa beda banget kalua di compare dengan pengeluaran. Untungnya saya masih punya pekerjaan lain, kalua enggak, mungkin udah ngemis kali ya.
Saya mungkin masih beruntung, tapi masih banyak orang diluar sana yang begitu terdampak hingga bahkan kehilangan penghasilan entah karena keadaan masyarakat atau karena perubahan kebijakan pemerintah. Bali mungkin salah satu propinsi yang menurut saya sangat terdampak. Ya jelas lahh, Bali kan pulau yang dikenal dengan pulau wisata, dimana Sebagian besar pemasukan ya dari sector wisata, kalua sudah pandemic begini, ya jelas secara nggak langsung sector wisata akan sangat terdampak. Mau itu wahana wisata nya, penginapan, rumah makan di daerah wisata, penjual aksesoris, dan berbagai lainya yang terkena. Sebagian besar teman2 saya yang bekerja di perhotelan, maupun di sector lain yang Sebagian customernya orang asing sudah tidak bekerja lagi selama 2 bulan terakhir, entah karena diberhentikan maupun hanya sementara.
H+1 lebaran kemarin saya coba berjalan2 ke Daerah Kuta yang merupakan salah satu tujuan utama wisata orang yang berwisata ke Bali. Jam 4 sore yang biasanya menjadi jam sibuk dan begitu macet di Kuta, kali ini menjadi begitu sunyi, Kuta seakan akan menjelma menjadi seperti pedesaan yang sepi, hanya satu atau dua kendaraan yang melintas dengan lenggangnya, padahal biasanya kendaraan hanya bisa berjalan merayap. Malah saya lebih banyak melihat orang2 yang bersepeda berkeliling sekitaran pantai yang sudah beberapa waktu terakhir di tutup/ disegel sehingga tak satupun bisa melintasi wilayah pesisir pantai.








Semua sector jual beli ditutup, hanya Sebagian kecil saja yang masih membuka usahanya, seperti minimarket, dan beberapa tempat makan yang masih buka, selebihnya sudah tutup. Entah sampai kapan ini berakhir, padahal ada ratusan bahkan ribuan orang yang menggantungkan hidupnya di wilayah ini, Entah apa yang mereka lakukan sekarang untuk bertahan hidup di 2 bulan terakhir ini. Mungkin bagi mereka yang memang sudah sadar menabung, dan memiliki pegangan bisa bertahan, tapi yang tidak maka akan kesulitan dan terpaksa harus memutar otaknya untuk mencari peluang pemasukan di bidang lainya yang memungkinkan di kondisi pandemik ini.
Bukan cuman daerah wisata, tapi di Denpasar, juga terdampak, mungkin nggak sesunyi area Kuta, tapi sudah beberapa sector yang tidak beroperasional seperti beberapa mall, juga ada beberapa tempat yang mengurangi jam kerja pegawainya, yang biasanya bekerja full sebulan, kali ini bekerja hanya selamat 14 hari saja sebulan, yang pasti gajinya juga bakalan di kurangi Sebagian. Entah sampai kapan situasi ini berakhir, Bantuan dari pemerintah nggak bener2 bisa diharapkan, selain tidak merata, juga karena nggak transparan, sedangkan bantuan dari pihak swasta juga terbatas. Kalau dibiarin gini terus ya…. Cepat atau lambat, kejahatan akan marak terjadi, orang yang udah kepepet, bisa jadi mulai berani bertindak criminal, apalagi banyak toko2 yang ditutup dan tanpa penjagaan. Bisa jadi sasaran empuk para penjahat yang udah nggak tau pake cara apa lagi buat bisa ngisi perut.



Bagikan

Jangan lewatkan

Terdampak Korona - Daerah Kuta Sepi tak seperti biasanya
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.