Sudah 2 bulan
lebih sejak Korona menyerang Indonesia. Udah banyak banget masyarakat yang
terkena dampaknya, baik secara langsung maupun tida langsung. Saya pribadi
sedikit terkena imbasnya, walaupun mungkin tidak separah mereka yang terkena
imbas secara langsung. Saya memiliki Freelance job di bidang desain, dimana
dalam 2 bulan terakhir hanya ada 2 orderan dari customer, itu parah banget sih.
Pemasukan udah berasa beda banget kalua di compare dengan pengeluaran.
Untungnya saya masih punya pekerjaan lain, kalua enggak, mungkin udah ngemis
kali ya.
Saya mungkin
masih beruntung, tapi masih banyak orang diluar sana yang begitu terdampak
hingga bahkan kehilangan penghasilan entah karena keadaan masyarakat atau
karena perubahan kebijakan pemerintah. Bali mungkin salah satu propinsi yang
menurut saya sangat terdampak. Ya jelas lahh, Bali kan pulau yang dikenal
dengan pulau wisata, dimana Sebagian besar pemasukan ya dari sector wisata,
kalua sudah pandemic begini, ya jelas secara nggak langsung sector wisata akan
sangat terdampak. Mau itu wahana wisata nya, penginapan, rumah makan di daerah
wisata, penjual aksesoris, dan berbagai lainya yang terkena. Sebagian besar
teman2 saya yang bekerja di perhotelan, maupun di sector lain yang Sebagian
customernya orang asing sudah tidak bekerja lagi selama 2 bulan terakhir, entah
karena diberhentikan maupun hanya sementara.
H+1 lebaran
kemarin saya coba berjalan2 ke Daerah Kuta yang merupakan salah satu tujuan
utama wisata orang yang berwisata ke Bali. Jam 4 sore yang biasanya menjadi jam
sibuk dan begitu macet di Kuta, kali ini menjadi begitu sunyi, Kuta seakan akan
menjelma menjadi seperti pedesaan yang sepi, hanya satu atau dua kendaraan yang
melintas dengan lenggangnya, padahal biasanya kendaraan hanya bisa berjalan merayap.
Malah saya lebih banyak melihat orang2 yang bersepeda berkeliling sekitaran
pantai yang sudah beberapa waktu terakhir di tutup/ disegel sehingga tak
satupun bisa melintasi wilayah pesisir pantai.
Semua sector
jual beli ditutup, hanya Sebagian kecil saja yang masih membuka usahanya,
seperti minimarket, dan beberapa tempat makan yang masih buka, selebihnya sudah
tutup. Entah sampai kapan ini berakhir, padahal ada ratusan bahkan ribuan orang
yang menggantungkan hidupnya di wilayah ini, Entah apa yang mereka lakukan
sekarang untuk bertahan hidup di 2 bulan terakhir ini. Mungkin bagi mereka yang
memang sudah sadar menabung, dan memiliki pegangan bisa bertahan, tapi yang
tidak maka akan kesulitan dan terpaksa harus memutar otaknya untuk mencari
peluang pemasukan di bidang lainya yang memungkinkan di kondisi pandemik ini.
Bukan cuman
daerah wisata, tapi di Denpasar, juga terdampak, mungkin nggak sesunyi area
Kuta, tapi sudah beberapa sector yang tidak beroperasional seperti beberapa
mall, juga ada beberapa tempat yang mengurangi jam kerja pegawainya, yang
biasanya bekerja full sebulan, kali ini bekerja hanya selamat 14 hari saja
sebulan, yang pasti gajinya juga bakalan di kurangi Sebagian. Entah sampai
kapan situasi ini berakhir, Bantuan dari pemerintah nggak bener2 bisa
diharapkan, selain tidak merata, juga karena nggak transparan, sedangkan
bantuan dari pihak swasta juga terbatas. Kalau dibiarin gini terus ya…. Cepat
atau lambat, kejahatan akan marak terjadi, orang yang udah kepepet, bisa jadi
mulai berani bertindak criminal, apalagi banyak toko2 yang ditutup dan tanpa
penjagaan. Bisa jadi sasaran empuk para penjahat yang udah nggak tau pake cara
apa lagi buat bisa ngisi perut.
Bagikan
Terdampak Korona - Daerah Kuta Sepi tak seperti biasanya
4/
5
Oleh
Ard