Dulu waktu masih teenagers rasanya ingin banget
cepet dewasa, pingin cepet lulus dan bebas bisa memilih apapun yang ingin dilakukan
tanpa ada Batasan dari orang tua. Di saat itu ngelihat orang yang udah lulus
kuliah dan udah bekerja, rasanya bebas banget, keliatanya mereka berangkat pagi
dan bekerja, trus pulang bisa santai tanpa memikirkan PR, trus tiap akhir pekan
bisa liburan kemanapun mereka mau, bisa pulang malem, bisa jajan apapun sesuka
hati, dan yang paling enak, selalu punya pegangan uang, dimana uang itu bisa
digunakan sesuak hati. Umur 20 an terasa merupakan masa masa yang paling enak.
Sekarang akhirnya udah berada di umur 20 an, bahkan
udah ada di pertengahan umur antara 20 menuju 30. Segala hal yang saya bayangin
di masa kecil, serasa terbalik 360 derajat. Banyak yang bilang kalau umur
krusial ada umur belasan tahun, itu memang benar, tapi umur segitu itu hanya
lah sebuah awal, dan hanya sebuah Persiapan yang mungkin akan diterapkan nanti
di umur 20 an. Tapi nggak sedikit juga orang yang memperjuangkan suatu hal di
umur belasan tahun, tapi ternyata di umur 20 an orang itu beralih kegiatan alias
banting setir, karena merasa tidak sesuai, atau jenuh, atau berbagai hal
lainya. Menurut pribadi saya di umur 20 an lah kita benar2 memasuki masa yang
paling krusial. Di masa inilah kita akan memasuki beberapa kegiatan baru yang
akan menentukan bagaimana masa depan kita nanti.
Hal pertama yang akan dihadapi di umur 20 an
adalah dunia kerja, ada 2 jenis pekerjaan sebagai karyawan menurut pandangan
pribadi saya, yang pertama adalah pekerjaan stagnan, pekerjaan ini adalah
pekerjaan dimana kita setiap hari akan melakukan hal yang sama berulang ulang
secara terus menerus tnpa harus mengejar target, hingga naik jabatan. Pekerjaan
ini semisal seorang waiters, cashier, admin, dan beberapa pekerjaan lainya.
Kemudian jenis kedua adalah pekerjaan yang dinamis, yaitu pekerjaan yang
mewajibkan kita untuk terus melakukan hal yang berbeda untuk bertahan di pekerjaan
tersebut. Jika tidak maka kita akan kalah bersaing dan terdegradasi oleh orang2
yang lebih produktif, contoh pekerjaan ini adalah segala hal di bidang
marketing yang harus mengejar target, atau sebagai seniman, programmer, atau
lainya.
Apapun jenis pekerjaan itu, semuanya begitu
melelahkan, jauh banget dari pandangan saat saya masih berumur belasan tahun. Saya
kebetulan bekerja sebagai karyawan yang bekerja dinamis, dimana saya harus
terus bisa berinovasi agar bisa bertahan di pekerjaan ini. Pekerjaan ini juga
nggak akan bisa menjamin masa tua, karena kapan saja saya bisa di cut jika
sudah dirasa kurang produktif lagi. Tapi seandainya saya mendaftar di pekerjaan
yang stagnan, maka saya harus melakukan hal yang sama terus menerus setiap
hari, sampai masa tua atau pensiun nanti, ngebayangin itu rasanya udah Lelah banget.
Memang bekerja itu sangat melelahkan, pekerjaan yang terindah itu hobi yang
menghasilkan, tapi itu agak sulit diraih khususnya bagi saya pribadi.
Hal ini yang ngebikin saya ingin cepat2 beralih
profesi, membangun usaha sendiri, mengembangkan usaha menjadi besar sehingga
bisa secepatnya melepas pekerjaan sebagai karyawan. Selain melakukan
berwirausaha saya juga mulai belajar berinvestasi untuk mempertahankan keuangan
pribadi lagi pula kalau ada uang yang bertahan di dompet akan lebih cepat
habisnya sedangkan kalau ada di instrument investasi kan nggak kelihatan
bentuknya. Kita harus bisa mulai membayangkan bagaimana diri kita nanti di umur
40 an keatas, Saya nggak mau sampe tunggang langgang diumur tua hanya karena
saya terlalu menyianyiakan masa umur 20 an dengan berfoya foya. DI umur 20 an
kita akan banyak menemukan pilihan, dimana pilihan ini harus kita tentukan
sendiri tanpa bisa bergantung dengan orang tua lagi, karena kita kan yang
menjalaninya, dan kita akan lebih tau bagaimana masa depan nanti ketimbang
orang tua kita yang pasti secara pemiiran pasti lebih kolot.
Selain masalah pekerjaan, umur 20 an ke atas
memang umur yang paling krusial jika disandingkan dengan pembahasan pernikahan.
Jodoh atau pasangan merupakan sosok yang akan menemani kita hingga akhir masa
nanti, dan bahkan hingga di dunia setelah kematian, itulah kenapa dalam memilih
pasangan kita tidak boleh sembarangan, bukan harus terbaik di semua aspek, tapi
harus paling cocok dan bisa membuat nyaman di setiap kegiatan atau hobi yang
setiap masing2 pasangan lakukan. Step ini cukup krusial, karena kalua sampai
salah memilih pasangan, bisa2 sampai tua nanti kita akan hidup dengan tersiksa,
secara fisik maupun batin.
Dulu
waktu kecil sering banget denger orang yang curhat diradio mengenai jodoh2,
tapi saya nggak gt ngeh karena nganggep itu masalah sepele, tapi sekarang Ketika
sudah ada diumur segini, baru ngeh. Saya sendiri sih nggak gitu ngalamin
langsung, tapi sepupu saya yang sudah berumur mendekati 30 tahun, mulai gencar
membahas mengenai jodoh, baik dirinya maupun keluarganya, mulai lah system penjodohan
antar keluarga yang bertindak, karena dianya sendiri belum membawa wanita
pilihanya ke orang tua, jadi orang tuanya yang ikut sibuk mencarikan Jodoh,
padahal menurut saya umur segitu masihlan cukup muda untuk seorang laki laki. Belakangan
masalah nya semakin kerasa besar, padahal cuman masalah jodoh doang bisa jadi
ngegemparin keluarga besar. Sebenernya sih ya kalau saya liat secara simple,
yang Namanya jodoh ya nggak usah dibikin gempar, kalua memang udah ketemu dan
si kedua pasangan udah siap ya udah dinikahin aja, tapi kalua belum ya biarin
anaknya berusaha dulu lahh, kalua memang orang tua mau ngebantu ya di diskusiin
dulu lah dengan anak, nggak bisa asal langsung asal menjodohkan juga sih, kan
kasian juga anaknya.
Bagikan
Pekerjaan dan Pasangan || Perjalanan Krusial di umur 20 an tak seindah bayangan di masa kecil
4/
5
Oleh
Ard