Mulai H-1
nyepi, Bali, Suasana khususnya dikota Denpasar berubah menjadi sangat sunyi.
Berhubungan dengan korona, beberapa kebijakan baru pun bermunculan dari
pemerintah daerah. Salah satunya adalah dengan menerapkan social distancing
yang lebih ketat, selain itu beberapa daerah desa juga mulai membatasi
aktifitas warganya. Semua kegiatan yang menyebabkan berkumpulnya banyak
kerumunan dihentikan, bukan sekedar pengumuman, namun lebih ditegaskan lagi
pengaplikasianya. Salah satu dmpaknya adalah dihilangkanya lomba2 pawai ogoh2,
yang biasanya rutin diadakan setiap tahunya di malam sebelum hari Raya Nyepi.
Berbagai acara formal dan informal lainya juga ditiadakan. Saya menduga ada
banyak event. Seperti pernikahan, birthday, dan lainya yang mau nggak mau diundur
hingga kondisi Indonesia dan Dunia mulai membaik.
Salah satu
yang berdampak banget pada keseharian saya adalah, ditutupnya masjid2 di daerah
kota, Masjid dekat rumah, dan masjid dekat tempat kerja. Dan saya rasa semua
masjid di seluruh Bali mungkin juga melakukan hal yang sama. Semua aktifitas
Jama’ah, baik Sholat lima waktu dan Sholat Jum’at ditiadakan, dan kemungkinan
nanti saat Bulan Ramadhan berlangsung dan kondisi belum berubah maka Sholat
Tarawih, pun bisa juga ditiadakan sementara.
Kenapa saya bilang
memiliki impact ke saya. Karena ditempat kerja saya nggak ada Mushola, atau pun
tempat yang layak untuk Sholat. Saya mau nggak mau setiap jam istirahat harus
ke masjid untuk menunaikan Sholat, Nah kini masjid2 disekitaran udah ditutup,
bukan hanya dilarang sholat berjamaah, namun bener2 digembok. Hilang sudah
tempat sholat, padahal setiap di masjid ini banyak orang2 yang juga bekerja
disekitar mampir ke masjid untuk solat, yang mungkin mereka juga tidak punya
tempat sholat di kantor mereka. Ya wajar sih, karena Muslim memang minoritas
disini, namun cukup banyak masjid yang menjadi penyelamat Muslim disini.
Bukan cuman
para pekerja kantor, namun banyak pekerja lapangan seperti sales, atau driver
online yang mampir ke masjid untuk mengistirahatkan badan mereka sejenak
sekaligus beribadah, karena memang singgah dimasjid rasanya nyaman banget,
selain itu juga ada fasilitas seperti kamar mandi dan tentu saja gratis. Nah
sekarang kemana orang2 itu akan singgah. Saya mengerti dengan adanya wabah yang
sedang melanda sekarang ini memang perlu dilakukan tindakan tegas untuk memutus
rantai penyebaran Virus. Namun disisi lain saya juga rada kasihan dengan mereka
yang terdampak, paling tidak masjid nggak harus gembok lah, disediain aja
tempat tertentu yang tetep bisa diakses untuk mereka yang singgah dan ingin
sholat, namun jamaah tetap ditiadakan, jadi mereka tetap bisa sholat masing2
dan juga disediakan fasilitas tertentu seperti desinfektan di daerah masjid
agar lebih aman.
Atau
barangkali dibuat lah Pos khusus seperti saat mudik lebaran, akn biasanya ada
tuh rest area, disana ada fasilitas istirahat, sholat, dan makanan untuk para
pemudik yang singgah. Nah di kondisi skarang saya rasa bagus jika ada safety
health area, dimana disana disediakan dokter, ruangan steril, tempat istirahat
berjarak, serta stan makanan yang memang semuanya disetting khusus agar para
yang singgah bisa merasa nyaman dan aman, kan lebih berfaedah tuh. Safety area
ini bukan buat yang singgah aja, namun bisa buat mereka yang merasa tidak enak
badan dan ingin memeriksakan diri mereka, biasanya kan banyak orang tuh yang
enggan dating ke rumah sakit karena takut dianggap apa2, atau mungkin takut
karena harus bayar mahal, akhirnya mereka berdiam diri dirumah, atau bahkan
hanya mendatangi mantri2 yang hanya bisa memerika sekedar dan memberi resep
obat generic.
Nah yang jaga
stan siapa? Ya para pegawai pemerintah lahh, dari pada diliburkan mending
mereka di pekerjakan untuk membantu mensosialkan warga2 yang singgah dan harus
bekerja diluar karena keadaan, selain itu secara langsung mereka juga bisa
mengawasi secara langsung dilapangan, sehingga tidak ada kejadian entah itu
kumpul2 atau lainya yang tidak diinginkan.
Bagikan
Masjid di Denpasar Ditutup Karena Korona
4/
5
Oleh
Ard